Senin, 24 September 2012

Bias Gender pada Istilah Laziale dan Lazialita oleh Galuh Trianingsih Lazuardi

Ada yang mengganggu saya dalam pemberian istilah-istilah pada komunitas tifosi di Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan kesetaraan gender antara tifosi laki-laki dan perempuan. Pendukung klub Internazionale, misalnya, disebut sebagai Interista (kalau tunggal) dan Interisti (kalau jamak). Anehnya mereka menciptakan istilah khusus bagi tifosi Inter yang berjenis kelamin perempuan: Internona. Ini sebutan yang hanya ada di Indonesia. Tapi saya tidak peduli mereka. Saya tidak pernah dan tidak akan pernah menyukai Inter, tim medioker, pecundang Kota Milano ini.
Di kalangan pendukung Lazio terjadi fenomena serupa. Yang ini saya peduli dan prihatin, karena saya cinta Lazio dan akan selalu begitu. Pendukung Lazio disebut sebagai Laziale (untuk tunggal) dan Laziali (untuk jamak). Tidak seperti bahasa Jerman, bahasa Italia tidak membedakan kata menurut gendernya. Jadi, baik yang laki-laki, perempuan maupun yang waria sekalipun, pendukung Lazio tetap saja disebut Laziale.
Celakanya, di Indonesia digunakan istilah khusus untuk pendukung Lazio berjenis kelamin perempuan: Lazialita. Lebih celaka lagi, berlainan dengan Internona yang hanya ada di Indonesia, istilah Lazialita ini ada dalam bahasa Italia. Tetapi artinya sangat jauh berbeda dengan pengertian Lazialita yang dikenal di sini. Lazialita berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan Lazio, ke-Lazio-an, atau semangat Lazio. Nama profil saya yang memakai kata "Lazialita Biancocelesti", misalnya, berarti "semangat lazio yang berwarna putih-birulangit" dan bukan "pendukung lazio cewek yang berwarna putih-birulangit". 
Mengapa Tak Ada Lazianto dan Laziudin?
Sebetulnya sah-sah saja jika pendukung Lazio di Indonesia jika ingin membuat istilah sendiri berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Pertanyaannya, mengapa hanya digunakan Lazialita untuk yang perempuan? Mengapa untuk yang laki-laki tidak diberi istilah khusus: Lazianto atau Laziudin misalnya? Tetapi dengan pongahnya mereka tetap memakai istilah Laziale bagi pendukung yang laki-laki, sementara pendukung yang perempuan tidak berhak mengatakan bahwa dirinya seorang Laziale tetapi Lazialita.
Apakah ini sesuatu yang artifisial saja? Tidak juga. Buktinya ada grup yang namanya “Komunitas Laziale-Lazialita Mencari Cinta # KOALA MECHI”. Penyebutan Laziale-Lazialita dalam dua kata terpisah berarti Lazialita itu bukan Laziale, alias Lazialita (yang diartikan pendukung Lazio yang perempuan) bukan Laziale (pendukung Lazio). Rancu dan bias gender!
Implikasi lain dari diskriminasi gender ini terjadi pada “mindset” pendukung Lazio yang laki-laki. Sangat sering saya membaca postingan atau komentar seperti, “Apakah ada Lazialita yang bener-bener suka Lazio? Pasti mereka ikut suka Lazio karena pacarnya seorang Laziale.”
Pelecehan Gender Berkedok Pujian
Sangat sering juga terjadi, pelecehan gender yang seolah-olah dibungkus dengan pujian, “Hebat banget, seorang Lazialita tapi punya pengetahuan yang baik tentang Lazio.” Atau, “Kamu hebat, seorang Lazialita tapi bisa bikin tulisan tentang Lazio.” Memangnya hanya laki-laki yang bisa punya pengetahuan dan mampu membuat tulisan tentang suatu hal, dan perempuan itu mahluk super tolol yang seharusnya tidak tahu apa-apa serta mampu membuat tulisan? Saya menganggap pujian seperti itu sebetulnya sengaja bermaksud melecehkan, karena yang pujian berfokus kepada gendernya, keperempuanannya, bukan pada outputnya. Pengetahuan atau tulisan itu bagus, hebat atau tidak, semuanya tergantung isinya, bukan apakah penulisnya laki-laki atau perempuan.
Beberapa kali saya juga mengalami, seorang Laziale yang laki-laki “add” saya di pertemanan Facebook. Ketika saya “approve”, maka dia akan membuat wallpost atau message: “Kok kamu cewek bisa suka Lazio sih, alasannya apa?” bahkan pernah, “Bener nih kamu Lazialita? Kalo bener, coba, Lazio dapet scudetto tahun berapa aja?”
Kalau kita keluar dari balik tempurung yang melingkupi dan coba melihat Laziali dari seluruh dunia, kita akan melihat bahwa perempuan yang aktif di grup-grup Ultras Lazio sangat banyak, bahkan menjadi administrator atau moderatornya. Bukalah blog-blog Lazio di manca negara, banyak sekali bloggers Lazio yang luar biasa yang berjenis kelamin perempuan. Dan mereka tetap dihargai sebagai pendukung Lazio, sehingga disebut sebagai Laziale. Tidak mengalami diskriminasi seperti di Indonesia, tidak dianggap Laziale dan disebut sebagai Lazialita, dilakukan secara sengaja dan sepihak oleh mereka yang mengagung-agungkan supremasi laki-laki terhadap perempuan.


http://galuhtrianingsihlazuardi.blogspot.com/2012/09/bias-gender-pada-istilah-laziale-dan.html?spref=tw